Jumat, 04 November 2011

Baik dan Buruk Pengaruh Iklan di Televisi



Maraknya media informasi saat ini membuat pertumbuhan pemasaran iklan semakin pesat. Media Iklan sebagai alat untuk mempromosikan barang atau jasa suatu perusahaan semakin mencengkeram benak masyarakat Indonesia. Pola hidup masyarakat pun menjadi semakin konsumtif. 

Pada hakekatnya, iklan pada TV dibuat dan disampaikan sebagai media promosi dari suatu produk dan pelayanan sebagai wujud hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebenarnya, media promosi itu sendiri adalah alat untuk promosi yang berisi pemaparan secara faktual, logis dan realistis. Tetapi faktanya sekarang ini, banyak terjadi penyalahgunaan yang terjadi dalam dunia pariwara. Dengan menghalalkan segala cara iklan-iklan pada TV dibuat dan disampaikan secara berlebihan dan tidak jujur, menyesatkan, jauh dari hakekat peranan iklan sebenarnya. Tampilan iklan-iklan terkesan hanya memunculkan sisi kelebihan untuk menjaring keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) dan menutupi kenyataan keburukan dari suatu produk yang sebenarnya ada (non konsumen oriented) pada sisi lainnya. 

Dampak positif dari penayangan iklan pada televisi adalah kita menjadi tahu produk-produk terbaru dari suaru perusahaan, produk apa yang sedang unggul saat ini. Dengan begitu masyarakat dapat lebih cermat memilih produk dengan melihat tayangan iklan. Sedangkan dampak negatif dari penayangan iklan di televisi adalah gaya hidup menjadi semakin konsumtif, terutama anak-anak dan remaja yang mudah terpengaruh dengan melihat tayangan iklan tersebut. Menurut penelitian, rata-rata anak tertarik menonton info komersiil tersebut disebabkan mereka mudah dipengaruhi oleh komunikasi yang bersifat satu arah, yaitu oleh ucapan, dari janji dan gambar menarik yang disampaikan. Hal ini kontras dibandingkan orang dewasa yang lebih memilih memindahkan channel, rehat sementara atau tidak memperhatikan sama sekali sampai info komersial itu selesai. Selain itu, pengaruh buruk iklan yang salah adalah anak-anak lebih cenderung berpikir instant. Dalam arti, segala sesuatu kebutuhan dipikirkan oleh anak dapat dengan mudah mereka miliki atau ketahui, tanpa ada usaha untuk mendapatkannya. Kemudian anak-anak juga masih menghadapi kesulitan dalam membedakan antara fantasi dan kenyataan

Tidak ada komentar: