Itu tadi cerita nyata dari temen saya tentang NII, udah lama sih ceritanya udah agak-agak lupa, jadi mohon maklum kalo agak sedikit berbeda, tapi ya intinya begitu deh ceritanya. Serem ya, pas pertama diceritain saya juga jadi takut, takut kalo saya terjebak di situasi itu. Jadi sekarang ini kita harus ekstra hati-hati, terutama buat yang kuliahnya pada ngekost, karena sasaran utamanya rata-rata anak kost yang jauh dari keluarganya, supaya gampang dideketin. Dan menurut saya NII ini benar-benar ajaran yang menyesatkan dan sangat berbahaya. Betapa tidak, anggotanya terus menerus diminta uang, dengan kata lain ini sama saja dengan pemerasan, agama Islam tidak pernah mengajarkan untuk memeras. Selain itu NII ini juga menghalalkan “bom bunuh diri” karena menurut mereka, dengan melakukan bom bunuh diri maka kita telah berbuat kebajikan untuk orang lain. Katanya kalau kita melakukan bom bunuh diri dan menewaskan orang-orang disekeliling kita, otomatis kita telah menyelamatkan orang-orang itu dari dosa-dosa mereka yang akan datang. Hah gila banget ya pemikiran mereka? Saya bener-bener gak abis pikir sama pemikiran mereka. Karena Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan apalagi sampai membunuh, Islam sangat menentang itu. Bunuh diri pun dalam Islam sangat ditentang, jadi menurut saya bom bunuh diri itu sangat tidak dibenarkan dan dengan kata lain ajaran NII ini merupakan ajaran yang sesat. Pemerintah juga harus tegas dan segera bertindak cepat supaya NII ini tidak semakin besar dan menjadi ancaman buat negara Indonesia.
Rabu, 18 Mei 2011
NII, SESAT KAH?
Kayanya sekarang lagi booming banget ya masalah Negara Islam Indonesia atau biaya disebut NII. Itu loh ajaran sesat yang bawa-bawa nama Islam dan pengen mendirikan negara Islam di Indonesia tapi dengan cara yang salah. Nah kebetulan saya pernah diceritakan sama temen saya tentang NII. Ternyata temen saya itu pernah hampir terjerat ke lubang NII. Waah kok bisa? Gimana ceritanya? Kalo gak salah kejadiannya sekitar bulan Desember 2010. Jadi gini, temen saya itu, sebut saja si M dia lagi ngumpul sama temen-temen SMP nya berempat. Nah kebetulan salah satu dari temennya si M ini punya sepupu yang lagi bikin skripsi. Sepupunya ini, sebut aja si D anak kuliahan salah satu Universitas swasta besar di Jakarta. Dia minta tolong sama M dan temen-temennya buat bantuin dia ngisi kuisioner sebagai bahan penulisan skripsinya. Tanpa rasa curiga sedikit pun akhirnya si M dan temen-temennya ini mau aja ngisi kuisioner. Kuisionernya terdiri dari pilihan ganda dan essay. Soal pilihan gandanya sih gak ada yang ganjil, pertanyaan-pertanyaannya tentang kepribadian diri. Nah pas di bagian essay pertanyaannya mulai menjurus tentang ke pemerintahan Indonesia, kayak “bagaimana menurut kamu mengenai pemerintahan Indonesia saat ini?”, “apakah kamu sudah cukup puas dengan kepemimpinan SBY saat ini? Mengapa?”, dan sebagainya. Temen saya si M itu masih belum curiga sedikit pun, dia ngisi semua pertanyaan yang dikasih di kertas kuisioner itu. Setelah selesai ngisi kuisioner, si D mulai membahas tentang pertanyaan dan jawaban dari kuisioner yang dia bikin. Nah mulai dari situ dia banyak bercerita tentang kesalahan pada dasar negara Indonesia saat ini, katanya Pancasila yang diyakini sebagai prinsip dasar negara Indonesia itu salah besar, Indonesia seakan-akan menyembah pada Garuda dan tidak berprinsip pada Islam. Dia menjelaskan bahwa Indonesia dulu berperang melawan penjajah demi nama negara Indonesia bukan demi Islam, dan itu sebuah kesalahan besar. Dia juga mengatakan dalam pertandingan sepak bola antar negara Indonesia juga berjuang mati-matian demi mengharumkan “Garuda” bukan demi Islam, dan itu pun sudah melenceng dari ajaran agama Islam. Dia bercerita panjang lebar mulai dari sejarah Islam, perang salib, mengapa pada jaman dulu Islam sangat kuat dan berkembang pesat di berbagai belahan dunia. Si M dan teman-temannya begitu terlena dengan cerita si D, perlu diakui bahwa si D ini sangat pandai bercerita. M dan teman-temannya tidak menyadari bahwa saat itu mereka sedang didoktrin pikirannya agar mau diajak bergabung ke dalam NII. Kemudian D bilang “sekarang percuma kalian sholat, ibadah, dan berbuat kebajikan kalau kalian masih memakai KTP NKRI, kalian tidak akan bisa masuk surga”. Mereka bingung dan bertanya apa yang harus mereka perbuat, dan si D menjawab “Kalian harus hijrah, pindah kewarganegaraan. Saya punya tempat di suatu wilayah di Indonesia yang masih steril dan terbebas dari paham-paham negara Indonesia, kalau kalian mau silahkan kalian bergabung, dan kalian akan mendapat banyak pelajaran disana”. Lalu si M dan teman-temannya berunding ntuk mengambil keputusan, banyak diantara mereka yang tertarik dan setuju, sebenarnya teman saya si M ini tidak begitu tertarik, namun karena merasa tidak enak untuk menolaknya, maka dia ikut-ikutan saja. Setelah mengatakan kalau mereka setuju, si D ngasih lembaran formulir ke masing-masing anak-anak, formulir ini berisi syarat dan perjanjian untuk menjadi anggota. Di kertas itu tertulis 5 hal yang dilarang untuk dilakukan oleh anggotanya, yaitu: mencuri, berjudi, berzina, merokok, dan pacaran. Nah si M ini merasa keberatan dengan 2 poin terakhir itu, karena dia perokok dan sudah punya kekasih. Selain itu, di kertas itu juga disebutkan jumlah nominal yang harus dibayar untuk administrasi dan perjalanan serta biaya hidup selama 3 hari menginap di “pondok” yang dirahasiakan tempatnya, jumlah nominal yang harus dibayar pun gak sedikit, kira-kira sekitar Rp 2.500.000 kalo gak salah, itu pun baru biaya administrasinya aja, nanti setelah resmi jadi anggota mereka harus memberikan sejumlah uang untuk dijadikan deposito abadi yang nilainya bagi seorang mahasiswa sangat besar dan cukup membuat mata terbelalak. Melihat syarat dan jumlah nominal yang gak mungkin bisa dipenuhi, teman saya si M merasa ingin mundur tapi gak punya keberanian buat mundur, akhirnya dia terus disitu berpura-pura mau jadi anggota. D mengatakan mereka akan menginap di pondok rahasia, mempelajari secara mendalam tentang pemahaman Islam dan dibaiat atau diambil sumpahnya, kemudian setelah resmi menjadi anggota mereka akan memiliki kartu anggota dan setelah itu mereka akan diperbolehkan pulang dan menjalani aktivitasnya seperti biasa, namun secara tidak langsung mereka telah berpindah kewarganegaraan dan harus menaati peraturan dari NII. Jika mereka tidak menaati peraturannya akan ada hukumannya. Setelah membaca semua syarat dan perjanjian, mereka disuruh mengisi data diri dan menandatangani perjanjian. D menyuruh mereka minggu depan untuk menginap sehari di tempat si D, dan keesokan harinya mereka akan dijemput oleh pihaknya dengan naik mobil pribadi menuju tempat rahasia tersebut, dan karena tempat itu rahasia, mereka pun gak boleh tau dimana daerahnya dan diharuskan menggunakan penutup mata selama perjalanan ke sana. Mereka diminta untuk membayar administrasinya sebelum minggu depan. M mulai merasa curiga dan ada yang gak beres dengan semua ini. Akhirnya karena hari itu udah malem, pertemuan hari itu dibubarkan dan akan dilanjutka esok hari. Mereka pun pulang ke rumah masing-masing, dan si M ini pas pulang langsung cepat-cepat ganti nomor HP, supaya gak bisa dihubungi dan gak mau datang pas keesokan harinya. Katanya sampai sekarang pun si M ini belum tau gimana kabar ketiga temannya yang lain, apakah tetap bergabung jadi anggota atau sama seperti si M mengurungkan niatnya semula.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar